Pelatihan dan Pendampingan Jurnalistik untuk Satgas Toleransi Spenlos

Pewarta: Rahmaniyah Dwi Larassati, Clarissa Aurellia, Galuh Candra Kirana
Editor: Hasan Irsyad, S.Pd.

smpn2sukodono.sch.id pelatihan dan pendampingan jurnalistik untuk satgas toleransi spenlos qqq
smpn2sukodono.sch.id pelatihan dan pendampingan jurnalistik untuk satgas toleransi spenlos

Rabu (28/02/2024) SMP Negeri 2 Sukodono melakukan kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Jurnalistik untuk untuk mendukung program sekolah toleransi. Kegiatan ini dimulai pukul 09.00 WIB di ruang pertemuan sekolah. Kegiatan tersebut diikuti oleh satgas teleransi, duta toleransi, perwakilan pengurus OSIS, dan juga anggota ekstrakurikuler Pers Remaja. Bertindak sebagai pemateri adalah Bapak  Fajar dan Ibu Rumi dari Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas) serta dipandu Bapak Ghofur dari Komunitas Brang Wetan sebagai penggagas program Sekolah Toleransi.

Tujuan diadakan pelatihan ini adalah agar peserta dapat mengetahui cara yang benar untuk mengambil foto ataupun vidio yang benar, melatih peserta didik untuk tampil berani, serta dapat menuliskan berita yang baik dan benar, termasuk juga melakukan wawancara bersama narasumber secara benar.

Sebelum acara inti dimulai, acara pembukaan dipandu oleh Syafa dan Oktario sebagai duta toleransi SMP negeri 2 Sukodono. Pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang di pimpin oleh Vanezia, lalu dibacakan doa oleh Pak Ibnu.

Selajutnya, Kepala SMP Negeri 2 Sukodono, Bapak Drs. Qodim, M.Si. dipersilahkan memberikan sambutan. Pada sambutannya, Pak Qodim berbicara tentang “PKI” yang menjadi permasalahan di dunia pendidikan. PKI ini merupakan singkatan dari  perundungan, kekerasan, dan intoleransi.

“Bagaimana kita harus saling toleransi, tidak membeda bedakan semua orang, seperti memandang orang dari agama, harta, dan warna kulit yang berbeda. Kita juga harus menjauhi yang namanya bullying karna bullying bisa membuat orang yang kita bully ketakutan, stres, hingga meninggal dunia. Orang yang membully juga bisa masuk penjara, bukan hanya orang dewasa saja, tapi anak anak dibawah umur juga bisa masuk penjara karena bullying. Dan jika kalian mendapatkan perlakuan bullying di sekolah jangan segan-segan untuk bilang ke guru kalian seperti wali kelas dan guru BK,” demikian sebagai pesan Pak Qodim dalam sambutannya.

Pak Qodim tidak ingin bullying terjadi di sekolah SMPN 2 Sukodono lagi.

Setelah memberikan sambutan, Pak Qodim sempat memberikan cendera mata bagi pada pemateri tamu berupa majalah Lumbung Aksara terbitan SMP negeri 2 Sukodono. Setelah itu, pelatihan pun dimulai.

Dalam pelatihan tersebut, diajarkan di antaranya cara agar dapat mengambil vidio dan foto dengan benar. Ibu Rumi sebagai pemateri menekankan bahwa kualitas video yang dihasilkan tidak tergantung dari hp (perangkat) yang digunakan, melainkan harus sering sering berlatih agar video  yang diambil dapat dikatakan bagus.

Dijelaskan juga dalam pelatihan tersebut apa saja yang seharusnya ada di dalam video, seperti opening, inti, dan juga cloosing. Beberapa tips diberikan. Misalnya tips ketika ingin merekam orang di dalam video, disarankan megambil teknik titik tengah, lalu menggunakan teknik panning, di mana pemvideo tidak perlu bergerak namun perangkatnya saja yang digerakan secara perlahan lahan untuk hasil yang maksimal.

Bukan cuma teori, pada pelatihan tersebut peserta juga berlatih mempraktikkan ilmu yang diajarkan. Meski sempat terjadi kendala mati lampu, acara berlangsung seru hingga selesai sekitar pukul 11.30 WIB.

Leave a Reply