Kolaborasi Unik Dua Ekstrakurikuler Spenlos Hasilkan Piala Juara 1 Musik Ansambel
Grup Musik Ansambel SMP Negeri 2 Sukodono (Spenlos) tampil menghibur dalam upacara penutupan PORSENI SMP/MTs se-Sidoarjo yang diadakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo bekerjasama dengan IPNU/IPPNU Sidoarjo. Bertempat di Aula SMP Negeri 1 Sidoarjo Minggu, 28 November 2021, Grup Musik Ansambel Spenlos juga menerima penganugerahan piala Juara 1 cabang lomba musik ansambel. Tepat seminggu sebelumnya, gelar juara sudah dipastikan lebih dulu melalui kontes lomba yang bertempat di MTs Nurul Huda, Sedati.
Dalam lomba tersebut, Spenlos membawakan dua lagu yakni Padang Bulan yang merupakan lagu dolanan tradisional Jawa, dan lagu modern To The Bone yang dipopulerkan oleh Pamungkas. Dua lagu itu pula yang kemudian dibawakan kembali pada upacara penutupan. Yang unik, Spenlos membawakannya melalui iringan perpaduan musik tradisional dan modern. Itulah pula yang menjadi nilai lebih dan mengantarkan Spenlos menjadi juara.
Tim Juara Spenlos ini merupakan gabungan dari ekstrakurikuler Musik binaan Bu Endang Setia Wati dan ekstrakurikuler Teater Sang Gendang binaan Achmad “Om Mamak” Pujilaksana. Selengkapnya, mereka terdiri dari Agatha dan Alek Sandra (vokal), Ardhisky (saron), Mutiara Jihan (saron), Jihan Rosyidah (demung), Alvaro (gendang), Chaila (bonang), Mutiara Putri (bonang), Nasya (peking), Erlin (pianika), Andreas (gitar), Habel (bass), serta Alex Dwi (kajun).
Kolaborasi musik tradisional dan modern menjadi pengalaman pertama bagi hampir semua anggota grup.
“Pengalaman baru. (Kesulitannya) Hanya menyesuaikan nada dan tempo. Sebenarnya gampang,” tukas Agatha menanggapi pengalaman pertamanya menyanyi diiringi gamelan.
“Awalnya seakan-akan susah tapi ternyata tidak, dan bisa menghasilkan musik yang harmonis,” tambah Jihan Rosyidah.
Berbeda dari pernyataan kedua anggota grup tersebut, Om Mamak yang berperan sebagai music director justru merasa projek musik kolaborasi ini cukup susah. Pasalnya, dia merasakan beberapa tantangan.
“Sebenarnya iya (susah). Karena bermain rasa dari dua dunia berbeda. Tapi intinya mencari sela di antara keduanya dan saling kompromi. Apalagi setelah PPKM, anak-anak lama tidak latihan,” ujarnya.
Meski demikian, Om Mamak mengaku justru tertantang untuk melanjutkan.
“Tidak harus menunggu lomba, bisa dengan bikin panggung kecil-kecilan, atau minimal rekaman untuk media sosial,” tambahnya.
Selain dari cabang musik ansambel, dalam PORSENI kali ini Spenlos juga mendapatkan piala juara 3 cabang lomba desan batik melalui Amandita M. Ferdiansyah. Prestasi yang ditunjukkan oleh siswa-siswi Spenlos ini tentu menjadi kebanggaan seluruh warga sekolah, dan diharapkan bisa menjadi pemicu bagi siswa-siswi tersebut maupun siswa-siswi lainnya untuk meraih prestasi yang lebih banyak dan lebih tinggi.