Masalah, Syukur, dan Doa
Rumput, rumput, dan rumput lagi!
Jumat krida kali ini, 19 Februari 2021, menyiangi rumput masih jadi pekerjaan utama, selain pekerjaan-pekerjaan lain seperti menanam sayur mayur dan membuat lubang bio pori. Selama musim hujan, tampaknya rumput masih akan menjadi masalah kebersihan yang utama di sekolah tercinta, SMP Negeri 2 Sukodono.
Kita patut bersyukur bahwa Indonesia dikaruniai Tuhan YME tanah yang subur sehingga kata Koes Ploes, “tongkat kayu dan batu pun bisa menjadi tanaman”. Tapi sama seperti api, “kecil menjadi kawan, besar menjadi lawan”. Begitu pula rumput-rumput liar bila dibiarkan. Rumput yang sedikit bisa mengindahkan, juga menahan lapisan tanah agar tidak tergerus air hujan. Tapi rumput liar yang kelewat panjang malah akan merusak pemandangan, selain juga mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya.
Hal lain yang patut disyukuri adalah praktis tidak ada masalah lingkungan yang serius dihadapi SMP Negeri 2 Sukodono di musim hujan ini. Jika di beberapa daerah musim hujan mendatangkan banjir, beruntung sekali di desa Plumbungan, termasuk pada lahan sekolah SMP Negeri 2 Sukodono, aman dari banjir.
Rupanya bukan cuma api dan rumput. Air yang banyak pun ketika tidak terkelola dengan baik bisa menjadi lawan. Masih di lingkup kabupaten saja, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengumumkan ada sebelas titik banjir. Salah satunya yang terparah ada di desa Rangkah Kidul yang sampai 95% terendam dengan ketinggian air mencapai rata-rata 70 cm.
Kita berdoa semoga para korban mendapat penanganan yang baik, serta ke depan harus ada perbaikan dalam tata kelola lingkungan di Indonesia pada umumnya, terlebih di Sidoarjo pada khususnya. Kami mengajak semua pihak untuk bekerja sesuai kapasitas. Misalnya kami sebagai sebuah lembaga pendidikan, pencangan progam sekolah Adiwiyata di sekolah kami adalah bagian dari usaha penyadaran terhadap peserta didik, juga masyarakat umum pada akhirnya, untuk peduli lingkungan.
Mari!